Home> >. Bocornya Kekalahan Jepang dari Radio yang tak Disegel. Ahad , 10 Aug 2014, 18:11 WIB. Sjahrir dan Al Banna. REPUBLIKA.CO.ID, Ketika Soekarno, Hatta dan Radjiman berangkat kembali dari Dalat ke Jakarta, 14 Agustus 1945, dua kota di Jepang, Hiroshima dan Nagasaki, diserang bom atom oleh pasukan sekutu pimpinan Amerika Serikat (AS).
Source Setelah lama berjuang dan mengorbankan banyak hal, Indonesia akhirnya berhasil memenangkan perang melawan Jepang pada tahun 1945. Kemenangan ini merupakan momen yang sangat penting bagi bangsa Indonesia, terutama bagi para pemuda yang saat itu menjadi garda terdepan dalam perjuangan kemerdekaan. Pertemuan dan Diskusi Pertemuan dan DiskusiPersiapan untuk Membangun NegaraPersiapan untuk PendidikanPersiapan untuk Membangun KarirPersiapan untuk Memperkuat KeamananPersiapan untuk Memperkuat KeagamaanPersiapan untuk Memperkuat BudayaPersiapan untuk Memperkuat PersatuanPersiapan untuk Memperkuat Hubungan InternasionalPersiapan untuk Memperkuat EkonomiPersiapan untuk Memperkuat Sistem PolitikPersiapan untuk Memperkuat KesehatanPersiapan untuk Memperkuat LingkunganPersiapan untuk Memperkuat IndustriPersiapan untuk Memperkuat PertanianPersiapan untuk Memperkuat PariwisataPersiapan untuk Memperkuat TeknologiPersiapan untuk Memperkuat SainsPersiapan untuk Memperkuat SeniPersiapan untuk Memperkuat OlahragaPersiapan untuk Memperkuat Hak Asasi ManusiaKesimpulan Source Pada hari-hari pertama setelah kemenangan, para pemuda Indonesia segera berkumpul dan melakukan pertemuan. Mereka membahas berbagai hal terkait dengan masa depan Indonesia yang baru merdeka. Diskusi-diskusi ini diadakan di berbagai tempat, seperti di kantor-kantor partai politik, sekolah-sekolah, dan juga di lingkungan masyarakat. Persiapan untuk Membangun Negara Source Selain itu, para pemuda Indonesia juga mulai melakukan persiapan untuk membangun negara yang baru merdeka. Mereka mempelajari berbagai bidang, seperti ekonomi, politik, dan sosial. Mereka juga memperdalam pengetahuan mereka dalam bidang teknologi dan industri untuk membantu membangun negara. Persiapan untuk Pendidikan Source Selain itu, para pemuda Indonesia juga mempersiapkan diri untuk pendidikan yang lebih baik. Mereka menyadari bahwa pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi masa depan Indonesia. Oleh karena itu, mereka mulai membuka sekolah-sekolah baru dan mengadakan program-program pendidikan yang lebih baik. Persiapan untuk Membangun Karir Source Tidak hanya mempersiapkan diri untuk membangun negara, para pemuda Indonesia juga mempersiapkan diri untuk membangun karir yang lebih baik. Mereka menyadari bahwa dengan memiliki karir yang baik, mereka akan dapat membantu membangun Indonesia yang lebih baik. Persiapan untuk Memperkuat Keamanan Source Selain itu, para pemuda Indonesia juga mempersiapkan diri untuk memperkuat keamanan Indonesia. Mereka belajar tentang militer dan juga mulai membentuk organisasi-organisasi keamanan yang akan membantu menjaga keamanan Indonesia. Persiapan untuk Memperkuat Keagamaan Source Para pemuda Indonesia juga mempersiapkan diri untuk memperkuat keagamaan Indonesia. Mereka menyadari bahwa agama merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu, mereka mulai membentuk organisasi-organisasi keagamaan yang akan membantu memperkuat keagamaan Indonesia. Persiapan untuk Memperkuat Budaya Source Para pemuda Indonesia juga mempersiapkan diri untuk memperkuat budaya Indonesia. Mereka menyadari bahwa budaya merupakan hal yang sangat penting bagi identitas bangsa Indonesia. Oleh karena itu, mereka mulai membentuk organisasi-organisasi budaya yang akan membantu memperkuat budaya Indonesia. Persiapan untuk Memperkuat Persatuan Source Para pemuda Indonesia juga mempersiapkan diri untuk memperkuat persatuan Indonesia. Mereka menyadari bahwa persatuan merupakan hal yang sangat penting bagi bangsa Indonesia. Oleh karena itu, mereka mulai membentuk organisasi-organisasi yang akan membantu memperkuat persatuan Indonesia. Persiapan untuk Memperkuat Hubungan Internasional Source Para pemuda Indonesia juga mempersiapkan diri untuk memperkuat hubungan internasional Indonesia. Mereka menyadari bahwa hubungan internasional merupakan hal yang sangat penting bagi perkembangan Indonesia. Oleh karena itu, mereka mulai membentuk organisasi-organisasi yang akan membantu memperkuat hubungan internasional Indonesia. Persiapan untuk Memperkuat Ekonomi Source Para pemuda Indonesia juga mempersiapkan diri untuk memperkuat ekonomi Indonesia. Mereka menyadari bahwa ekonomi merupakan hal yang sangat penting bagi perkembangan Indonesia. Oleh karena itu, mereka mulai membentuk organisasi-organisasi yang akan membantu memperkuat ekonomi Indonesia. Persiapan untuk Memperkuat Sistem Politik Source Para pemuda Indonesia juga mempersiapkan diri untuk memperkuat sistem politik Indonesia. Mereka menyadari bahwa sistem politik merupakan hal yang sangat penting bagi perkembangan Indonesia. Oleh karena itu, mereka mulai membentuk organisasi-organisasi yang akan membantu memperkuat sistem politik Indonesia. Persiapan untuk Memperkuat Kesehatan Source Para pemuda Indonesia juga mempersiapkan diri untuk memperkuat kesehatan Indonesia. Mereka menyadari bahwa kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu, mereka mulai membentuk organisasi-organisasi yang akan membantu memperkuat kesehatan Indonesia. Persiapan untuk Memperkuat Lingkungan Source Para pemuda Indonesia juga mempersiapkan diri untuk memperkuat lingkungan Indonesia. Mereka menyadari bahwa lingkungan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu, mereka mulai membentuk organisasi-organisasi yang akan membantu memperkuat lingkungan Indonesia. Persiapan untuk Memperkuat Industri Source Para pemuda Indonesia juga mempersiapkan diri untuk memperkuat industri Indonesia. Mereka menyadari bahwa industri merupakan hal yang sangat penting bagi perkembangan Indonesia. Oleh karena itu, mereka mulai membentuk organisasi-organisasi yang akan membantu memperkuat industri Indonesia. Persiapan untuk Memperkuat Pertanian Source Para pemuda Indonesia juga mempersiapkan diri untuk memperkuat pertanian Indonesia. Mereka menyadari bahwa pertanian merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu, mereka mulai membentuk organisasi-organisasi yang akan membantu memperkuat pertanian Indonesia. Persiapan untuk Memperkuat Pariwisata Source Para pemuda Indonesia juga mempersiapkan diri untuk memperkuat pariwisata Indonesia. Mereka menyadari bahwa pariwisata merupakan hal yang sangat penting bagi perkembangan Indonesia. Oleh karena itu, mereka mulai membentuk organisasi-organisasi yang akan membantu memperkuat pariwisata Indonesia. Persiapan untuk Memperkuat Teknologi Source Para pemuda Indonesia juga mempersiapkan diri untuk memperkuat teknologi Indonesia. Mereka menyadari bahwa teknologi merupakan hal yang sangat penting bagi perkembangan Indonesia. Oleh karena itu, mereka mulai membentuk organisasi-organisasi yang akan membantu memperkuat teknologi Indonesia. Persiapan untuk Memperkuat Sains Source Para pemuda Indonesia juga mempersiapkan diri untuk memperkuat sains Indonesia. Mereka menyadari bahwa sains merupakan hal yang sangat penting bagi perkembangan Indonesia. Oleh karena itu, mereka mulai membentuk organisasi-organisasi yang akan membantu memperkuat sains Indonesia. Persiapan untuk Memperkuat Seni Source Para pemuda Indonesia juga mempersiapkan diri untuk memperkuat seni Indonesia. Mereka menyadari bahwa seni merupakan hal yang sangat penting bagi identitas bangsa Indonesia. Oleh karena itu, mereka mulai membentuk organisasi-organisasi seni yang akan membantu memperkuat seni Indonesia. Persiapan untuk Memperkuat Olahraga Source Para pemuda Indonesia juga mempersiapkan diri untuk memperkuat olahraga Indonesia. Mereka menyadari bahwa olahraga merupakan hal yang sangat penting bagi kesehatan manusia. Oleh karena itu, mereka mulai membentuk organisasi-organisasi olahraga yang akan membantu memperkuat olahraga Indonesia. Persiapan untuk Memperkuat Hak Asasi Manusia Source Para pemuda Indonesia juga mempersiapkan diri untuk memperkuat hak asasi manusia Indonesia. Mereka menyadari bahwa hak asasi manusia merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu, mereka mulai membentuk organisasi-organisasi yang akan membantu memperkuat hak asasi manusia Indonesia. Kesimpulan Setelah mendengar berita kekalahan Jep Setelahproklamasi dibacakan pada 17 Agustus 1945, para jurnalis Indonesia begitu ingin menyebarkannya dengan segera. Beberapa usaha dilakukan. Lewat radio, Joesoef Ronodipoero, yang dapat informasi dari Bachtiar Lubis, ambil risiko menyiarkannya pada pukul 19.00. Setelah ketahuan militer Jepang, Joesoef dan Bachtiar hampir dihukum mati.

Mei 27, 2020 Soal USBN Sejarah Pada akhir tahun 1944, keadaan Jepang dalam Perang Pasifik sangat terdesak. Jepang sangat membutuhkan bantuan rakyat Indonesia guna menahan serangan. Dalam keadaan terjepit Jepang memberikan kemerdekaan Birma dan Philipina yang merupakan front terdepan. Sedangkan kepada bangsa Indonesia diberikan janji kemerdekaan. Posisi Jepang semakin terjepit dan tersiar berita tentang kekalahan Jepang terhadap Sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945. Situasi yang demikian ini dimanfaatkan oleh para tokoh pejuang untuk mewujudkan proklamasi kemerdekaan, usaha yang dilakukan para tokoh nasionalis adalah …. A. menentukan siapa yang duduk dalam birokrasi pemerintahan B. menentukan waktu yang tepat untuk mengumumkan proklamasi C. memilih tokoh yang akan menjadi presiden dan wakil presiden D. menyusun tatanan dalam birokrasi pemerintahan Indonesia E. mempersiapkan lambang negara Republik Indonesia Pembahasan Sutan Syahrir Berita kekalahan Jepang atas Sekutu didengar pula oleh tokoh perjuangan Indonesia, salah satunya Sutan Syahrir. Mendengar berita kekalahan Jepang atas Sekutu tersebut, terjadi perbedaan pendapat antara golongan muda dengan dolongan tua mengenai waktu yang tepat untuk melaksanakan proklamasi. Chaerul Saleh Golongan muda yang dipimpin Chaerul Saleh kemudian mengadakan rapat di Gegung Mikrobiologi membahas mengenai rencana mendesak Soekarno – Hatta untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia secepatnya. Akan tetapi permintaan tersebut ditolak oleh Seokarno. Soekarno menganggap para pemuda terlalu tergesa gesa. Oleh sebab itu, kemudian para pemuda mengamankan Soekarno Hatta ke Rengasdengklok. Proklamasi Setelah terjadi kesepatakan, akhirnya tanggal 17 Agustus 1945, Seokarno membacakan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia. Kunci jawaban Situasi yang demikian ini dimanfaatkan oleh para tokoh pejuang untuk mewujudkan proklamasi kemerdekaan, usaha yang dilakukan para tokoh nasionalis adalah …. B. menentukan waktu yang tepat untuk mengumumkan proklamasi About The Author doni setyawan Mari berlomba lomba dalam kebaikan. Semoga isi dari blog ini membawa manfaat bagi para pengunjung blog. Terimakasih

Latarbelakang peristiwa Rengasdengklok terjadi ketika aktivis pergerakan mendengar kabar bom atom yang dijatuhkan sekutu di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang. Setelah berita kekalahan Jepang menyerah tanpa syarat pada sekutu. Sukarni, dan Yusuf Kunto menjemput Sukarno-Hatta untuk dibawa ke Rengasdengklok. Penjemputan dilakukan

Jakarta - Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu memiliki keterkaitan dengan kemerdekaan Indonesia. Untuk itu, detikers perlu tahu Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu pada tanggal berapa dan latar menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945. Peristiwa Jepang menyerah kepada Sekutu terjadi setelah jatuhnya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, seperti dikutip dari Encyclopedia Jepang telah menderita kekalahan perang seperti Perang Laut Karang pada 4 Mei 1942, disusul perang di Guadacanal pada 6 November 1942, dan pertempuran laut di dekat Kepulauan Bismarck pada 1 Maret 26 Juli, sejumlah pemimpin di pihak Sekutu bertemu di Postdam, Jerman. Sebab, kendati konflik di Eropa sudah diakhiri, Jepang masih menyatakan perang di wilayah itu, Presiden AS Harry S. Truman, Perdana Menteri Inggris Winston Churchill, dan pemimpin Nasionalis China Chiang Kai-shek menyusun Deklarasi Postdam yang berisi persyaratan penyerahan tersebut mengklaim bahwa "perhitungan yang tidak cerdas" oleh penasihat militer Jepang telah membawa negara itu ke "ambang kehancuran." Pihak Sekutu menguraikan persyaratan penyerahan kekuasaan yang mencakup pelucutan senjata total, pendudukan daerah-daerah tertentu, dan pembentukan "pemerintah yang bertanggung jawab."Deklarasi Postdam juga menjanjikan bahwa Jepang tidak akan "diperbudak sebagai ras atau dihancurkan sebagai sebuah bangsa."Isi rancangan Deklarasi Postdam juga mencakup ultimatum "kehancuran segera dan total" bagi Jepang jika Jepang tidak setuju untuk menyerah tanpa syarat. Ultimatum ini yang kemudian dilakukan Sekutu dengan pengeboman Hiroshima dan pengeboman terjadi, Perdana Menteri Jepang Minister Suzuki Kantarō merespons ultimatum tersebut pada jumpa pers dengan "mokusatsu" dan tidak memberi pernyataan lebih lanjut. Mokusatsu secara kasar diartikan sebagai "no comment."Amerika Serikat lalu menjatuhkan bom atom di Kota Hiroshima pada 6 Agustus 1945 dan Kota Nagasaki pada 9 Agustus 1945. Di tengah peristiwa pengeboman, Uni Soviet juga mendeklarasikan perang terhadap 12 Agustus 1945, Soekarno, Moh. Hatta, dan dr. Radjiman Wedyodiningrat bertemu Jenderal Terauchi di markas besar Panglima Tertinggi Militer Jepang di Dalat, Vietnam Terauchi menyampaikan pernyataan Pemerintah Jepang bahwa bangsa Indonesia akan segera diberi kemerdekaan, seperti dikutip dari buku Pasti Bisa Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMP/MTs Kelas IX oleh Tim Ganesha 15 Agustus 1945, Kaisar Hirohito mengumumkan bahwa Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu. Berita kekalahan Jepang telah diketahui Soetan Sjahrir dan golongan pemuda melalui siaran radio. Soetan Sjahrir lalu menemui Moh. Hatta dan mendesak agar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia segera dilaksanakan tanpa menunggu janji berita Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945 kemudian berlanjut pada peristiwa Rengasdengklok pada 16 Agustus 1945, perumusan teks Proklamasi, dan pelaksanaan proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Selamat belajar, detikers! Simak Video "Cerita di Balik Aksi Memukau Swastoe" [GambasVideo 20detik] twu/lus
yangsudah dilakukan pemuda sesudah dengar informasi kekalahan jepang ialah menekan Sukarno dan Hatta untuk selekasnya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia untuk menghindar "vacuum of power"atau kekosongan kekuasaan.
Daftar isi1 Apa yang dilakukan pemuda setelah kekalahan Jepang?2 Langkah yang dilakukan Syahrir setelah mendengar kekalahan Jepang adalah?3 Apakah sikap yang diambil oleh para pemuda Indonesia setelah mendengar berita kekalahan Jepang adalah?4 Golongan muda merupakan pihak yang pertama kali mendengar berita kekalahan Jepang bagaimana?5 Bagaimana tindakan Sutan Syahrir setelah mengetahui berita bahwa pasukan Jepang telah menyerah tanpa syarat kepada sekutu dari siaran radio?6 Apakah keinginan golongan muda setelah mendengar berita kekalahan Jepang terhadap Sekutu? Sehingga, yang dilakukan pemuda setelah mendengar berita kekalahan jepang adalah mendesak Sukarno dan Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia untuk menghindari “vacuum of power”atau kekosongan kekuasaan. Langkah yang dilakukan Syahrir setelah mendengar kekalahan Jepang adalah? Jawaban Pada 10 Agustus 1945, Sutan Syahrir mendengar berita kekalahan Jepang dari siaran radio luar negeri yang pada waktu itu dilarang. Akhirnya, Syahrir menghubungi Chairil Anwar dan segera meneruskan berita tersebut kepada para pemuda yang pro kemerdekaan. Apakah sikap yang diambil oleh para pemuda Indonesia setelah mendengar berita kekalahan Jepang adalah? Para tokoh pemuda seperti Sutan Syahrir, yang mendengar berita ini mengambil kesimpulan bahwa Indonesia harus memproklamasikan kemerdekaanya segera. Apa yang dilakukan bangsa Indonesia setelah mendengar berita Jepang menyerah kepada Sekutu? Jawaban Saat Indonesia mengetahui penyerahan Jepang pada saat kota Hiroshima dan Nagasaki di bom atom. Indonesia segera memproklamasikan kemerdekaan nya dengan tujuan untuk menghindari kedatangannya Belanda saat mengetahui Jepang menyerah.. Apa yang dilakukan pemuda setelah mendengar berita proklamasi? yang sudah dilakukan pemuda sesudah dengar informasi kekalahan jepang ialah menekan Sukarno dan Hatta untuk selekasnya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia untuk menghindar “vacuum of power”atau kekosongan kekuasaan. Golongan muda merupakan pihak yang pertama kali mendengar berita kekalahan Jepang bagaimana? Reaksi Golongan Muda setelah mendengar kekalahan Jepang adalah = langsung bersemangat untuk segera menproklamasikan kemerdekaan indonesia karena mereka tahu bahwa itu adalah kesempatan terbaik untuk Indonesia merdeka. Bagaimana tindakan Sutan Syahrir setelah mengetahui berita bahwa pasukan Jepang telah menyerah tanpa syarat kepada sekutu dari siaran radio? setelah mendengar berita kekalahan Jepang dari pemancar radio, sutan syahrir segera memberitahukan kepada golongan-golongan muda seperti chairul shaleh, sukarni dan golongan muda lainnya untuk segera memproklamirkan kemerdekaan. Apakah keinginan golongan muda setelah mendengar berita kekalahan Jepang terhadap Sekutu? Jawaban Mendesak Soekarno untuk segera mengumumkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Penjelasan Tanggal 15 Agustus 1945, Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, peristiwa tersebut sekaligus menandai berakhirnya Perang Dunia II. Bagaimana reaksi golongan tua dan golongan muda pada saat mendengar berita Jepang menyerah? Reaksi golongan muda dan golongan tua mendengar berita kekalahan Jepang kepada Sekutu sangat berbeda. Golongan muda ingin mempercepat proses proklamasi kemerdekaan Indonesia, sedangkan golongan tua tetap memegang janji Jepang yang akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia pada tanggal 24 Agustus 1954. Mengapa kekalahan pihak Jepang terhadap Sekutu tidak banyak diketahui oleh bangsa Indonesia? Jepang menyembunyikan berita kekalahhannya dari bangsa Indonesia adalah karena Jepang khawatir apabila peristiwa pelucutan senjata yang mereka alami dari Amerika dan sekutunya akan terjadi juga di Indonesia. Jepang masih berharap untuk menguasai Indonesia sebagai tanah jajahannya. Merekasegera menguasai instalasi-instalasi sipil. Mr. Wongsonegoro, residen Semarang yang kemudian ditunjuk sebagai gubernur Jawa Tengah, berupaya menjembatani tuntutan pemuda dan Badan Keamanan Rakyat (BKR) untuk melucuti senjata tentara Jepang. Negosiasi berjalan lancar setelah Mayjen Nakamura Junji, panglima Tentara ke-16 Angkatan Kabar kekalahan Jepang dan penyerahan kekuasaan Jepang kepada Sekutu telah beredar luas di berbagai radio di Indonesia, khususnya di Jakarta. Pada tanggal 15 Agustus 1945, Soekarno, Hatta, Soebardjo serta tokoh-tokoh yang semula tidak percaya mengenai berita kekalahan Jepang mendengarkan sendiri melalui siaran radio. Di tempat terpisah, para pemuda dan mahasiswa melakukan pertemuan guna membahas persoalan langkah-langkah yang dipersiapkan untuk merespon berita kekalahan Jepang dari Sekutu. Para pemuda dan mahasiswa ini juga sempat mendengarkan kabar dan laporan dari Sutan Syahrir yang mengunjungi Hatta dan Soekarno pada tanggal 14 Agustus 1945. Seorang tokoh pemuda, yaitu Wikana mendesak Soekarno untuk segera melaksanakan proklamasi tanpa melalui Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia PPKI. Tidak menemui hasil, dalam rapat pemuda diputuskan untuk mengambil Soekarno dan Hatta dari rumahnya masing-masing untuk dibawa ke Rengasdengklok. Tanggal 15 Agustus 1945 adalah bagian dari kronik sejarah jelang dilaksanakannya prokalamasi kemerdekaan Indonesia. Soekarno, Hatta dan Subardjo Kunjungan ke Rumah Laksamana Tadeshi Maeda Bersama dengan Mohammad Hatta dan Subardjo, Soekarno mengunjungi kantor Gunseikanbu di Jawa yang beralamat di Gedung Battafsche Petroleum Maatschappij sekarang Gedung Pertamina Pusat, Jl. Perwira. Sesampainya di tempat, ternyata Gunseikan tidak ada di tempat. Mereka bertiga kemudian pergi kantor Laksamana Tadeshi Maeda. Saat bertemu dengan Maeda, Soekarno memberitahu perihal berita kekalahan Jepang. Disini Maeda tidak segera merespon. Ia diam sebentar kemudian menerangkan bahwa dirinya belum menerima pemberitahuan resmi dari Tokyo. Menurut Maeda, kabar berita tersebut tidak benar. Pada saat bersamaan, Jepang juga sedang bergejolak. Pengumuman yang harusnya berlangsung tanpa halangan ini berlangsung tegang. Sekitar tentara yang dipimpin Mayor Kenji Hatanaka menyerbu masuk ke Istana Kaisar dengan tujuan mencari rekaman pengumuman dari Sang Kaisar dan mencegahnya ditransmisikan pada rakyat. Serangan ini berhasil ditangkal tentara yang setia pada Kaisar Hirohito. Pengumuman menyerah ditunda sehari kemudian, tanggal 15 Agustus, Jepang resmi menyerah pada Sekutu. Siang harinya, Hatanaka yang paling anti-menyerah, mencabut pistol dan menembak kepalanya sendiri. Di tempat lain pada tanggal 15 Agustus 1945, terjadi pertemuan oleh sejumlah pemuda dan mahasiswa. Bertempat di asrama mahasiswa kedokteran, Jalan Prapatan 10, sejumlah pemuda dan mahasiswa berkumpul dan membicarakan kemungkinan dilaksanakannya proklamasi. Mereka yakin bahwa Jepang sudah menyerah dan Sekutu telah memberi ultimatum kepada Jepang untuk melakukan serah terima kekuasaan yang dilakukan sebelum tanggal 15 Agustus 1945. Dalam rapat ini, para pemuda dan mahasiswa kembali menegaskan keputusan sehari sebelumnya bahwa proklamasi harus dilakukan sedini mungkin dan melalui Soekarno dan Mohammad Hatta tanpa campur tangan sama sekali dari pihak Jepang. Pergerakan Pemuda Rapat di Jl. Pegangsaan Timur No. 17 Sore harinya, masih di tanggal 15 Agustus 1945, sesuai rencana kemarin malam 14 Agustus 1945, para pemuda dan mahasiswa berkumpul kembali di salah satu ruangan Lembaga Bakteriologi, di Jalan Pegangsaan Timur No. 17 sekarang Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia. Di ruangan ini tercatat para pemuda dan mahasiswa yang hadir di antaranya Djohar Nur, Soebadio Sostrosatomo, Margono, Wikana, Chaerul Saleh, Bonar SK, AB Loebis, Darwis Karimoeddin, Syarif Thayeb, Erie Soedewo, Chandra Alif. Wahidin, Soebianto, dan Nasrun Iskandar. Rapat yang dipimpin oleh Chaerul Saleh tersebut membahas tuntutan dan usulan yang akan dikemukakan kepada Soekarno dan Mohammad Hatta, agar agenda proklamasi segera dilaksanakan tanpa terkait dengan Jepang. Para pemuda ini merasa perlu untuk mendesak Soekarno. Hal ini dilatarbelakangi laporan Sutan Syahrir saat melakukan pertemuan dengan Soekarno dan Hatta pada hari sebelumnya 14 Agustus 1945, keduanya enggan melaksanakan proklamasi karena menganggap kekuatan Jepang masih terlalu kuat dan rakyat yang akan menjadi korban bila memaksakan proklamasi dilaksanakan. Para pemuda melihat jika tidak segera dilaksanakan, maka Jepang yang menyerah tanpa syarat akan mengalihkan kekuasaannya kepada tentara Sekutu. Mereka sepakat mendesak Soekarno, karena Soekarno baru akan memutuskan agenda proklamasi setelah disampaikan dalam rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia PPKI yang akan diselenggarakan besok pada 16 Agustus 1945. Kunjungan Wikana & Darwis di Kediaman Soekarno Rapat pemuda dan mahasiswa di Jl. Pegangsaan Timur No. 17 telah selesai. Selanjutnya, para pemuda dan mahasiswa ini membawa hasil rapat ke kediaman Soekarno di Jl. Pegangsaan Timur No. 56. Pemuda yang membawa hasil rapat ini adalah Wikana, Darwis, Soeroto, Koento, dan Soebadio. Pertemuan dengan Soekarno tidak membawa hasil. Gagal memaksa Seoekano untuk segera melaksanakan proklamasi kemerdekaan tanpa melalui campur tangan PPKI. Wikana sempat mengancam Soekarno akan terjadi pertumpahan darah apabila tidak segera dilaksanakan proklamasi. Tapi Soekarno bersikeras untuk melapor lebih dahulu kepada PPKI karena merasa memiliki tanggung jawab sebagai ketua. Keputusan Rapat Pemuda di Asrama Cikini 71 Pada tengah malam, para pemuda dan mahasiswa kembali berkumpul di salah satu Asrama Cikini 71. Pertemuan mereka ini untuk membahas mengenai hasil pertemuan para pemuda dan mahasiswa sepulang dari kediaman Soekarno. Dilaporkan oleh Wikana di rapat, bahwa dirinya mengancam akan terjadi pertumpahan darah, apabila Soekarno tidak melaksanakan tuntutan para pemuda untuk melaksanakan proklamasi besok yaitu pada tanggal 16 Agustus 1945. Wikana bercerita bahwa Soekarno mengatakan, “Inilah leherku. Saudara boleh membunuh saya sekarang juga. Saya tidak bisa melepaskan tanggung jawab saya sebagai Ketua PPKI. Karena itu saya akan tanyakan kepada wakil-wakil PPKI besok.” Rapat para pemuda dan mahasiswa memutuskan untuk mengambil Soekarno dan Hatta dari rumahnya masing-masing. Seperti diusulkan oleh Djohar Nur, “Segera bertindak, Bung Hatta dan Bung Karno harus kita angkat dari rumah masing-masing” Chaerul Saleh juga menegaskan bahwa pengambilan Bung Karno dan Bung Hatta agar dapat terwujudnya proklamasi tanggal 16 Agustus 1945. Chaerul Saleh menekankan, “Bung Karno dan Bung Hatta kita angkat saja. Malam ini juga selamatkan mereka dari tangan Jepang dan laksanakan Proklamasi tanggal 16 Agustus 1945.” Pelaksanaan tugas diserahkan kepada dr. Soetjipto dari organisasi “Peta Jaga Monyet” dan Sukarni. Kemudian, dipilihlah daerah Rengasdengklok tempat tujuan di sana ada Surjoputro, seorang Daidanco yang membantu perjuangan kemerdekaan. Selain itu, juga terdapat Soebono, Soejono Hadipranoto, dan Umar Bachsan, para pimpinan daerah dan asisten wedana di Rengasdengklok. Rapat selesai, dini hari pada tanggal 16 Agustus 1945, dengan di bawah pengawalan dari Sodanco, bernama Singgih, para pemuda menjemput Soekarno dan Hatta di rumahnya masing-masing dan dibawa ke Rengasdengklok. Dalam Rapat tersebut menghasilkan keputusan Mendesak Bung Karno dan Bung Hatta agar melepaskan ikatannya dengan Jepang dan harus bermusyawarah dengan pemuda. Mendesak Bung Karno dan Bung Hatta agar dengan atas nama bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaan Indonesia malam itu juga atau paling lambat 16 Agustus 1945. Di Rengasdengklok Teks Proklamasi milik Syahrir dikumandangkan Soekarno Sayangnya Teks Proklamasi versi Syahrir hilang dan tidak ditemukan sampai saat ini. Menurut rumor, saksi sejarah teks itu hanya berisi kami bangsa indonesia tidak mau menjadi alat investasi negara satu dan negara lain. Pindah ke Cirebon Begitu Jepang kalah perang, Sjahrir ingin kemerdekaan Indonesia dikumandangkan secepatnya. Proklamasi Cirebon dibacakan lebih cepat. TUGU berwarna putih dengan ujung lancip menyerupai pensil itu berdiri tegak di tengah jalan di dekat alun-alun Kejaksan, Cirebon. Tugu yang sama, dengan tinggi sekitar tiga meter, menancap di halaman Kepolisian Sektor Waled di kota yang sama. Tak banyak warga Cirebon tahu dua tugu tersebut merupakan saksi sejarah. Di tugu itu, pada 15 Agustus 1945, dokter Soedarsono membacakan teks proklamasi. ”Hanya para sesepuh yang mengingat itu sebagai tugu peringatan proklamasi 15 Agustus,” tutur Mondy Sukerman, salah satu warga Cirebon yang aktif dalam Badan Pekerja Pengaktifan Kembali Partai Sosialis Indonesia. Kakek Mondy, Sukanda, aktivis Partai Sosialis Indonesia, hadir saat proklamasi ini dibacakan di kota udang itu. Saat Soedarsono membacakan Teks Proklamasi, sekitar 150 orang memenuhi alun-alun Kejaksan. Sebagian besar anggota Partai Nasional Indonesia Pendidikan. Cirebon memang merupakan salah satu basis PNI Pendidikan. Soedarsono sendiri tokoh gerakan bawah tanah pimpinan Sjahrir di Cirebon. Setelah siaran radio BBC pada 14 Agustus 1945 mewartakan kekalahan Jepang oleh Sekutu, Sjahrir berambisi menyiarkan kemerdekaan Tanah Air secepatnya. Sjahrir menunggu Bung Karno dan Bung Hatta untuk menandatangani Teks Proklamasi sebelum 15 Agustus 1945. Sjahrir khawatir proklamasi yang muncul selewat tanggal itu dianggap bagian dari diskusi pertemuan antara Soekarno, Hatta, dan Marsekal Terauchi di Saigon. Ternyata harapannya tidak tercapai. Ada dua versi asal-usul penyusunan teks proklamasi versi Cirebon. Menurut Maroeto Nitimihardjo, lewat kesaksian anaknya, Hadidjojo Nitimihardjo, Soedarsono tak pernah menerima Teks Proklamasi yang disusun Sjahrir. Maroeto salah satu pendiri PNI Pendidikan. Informasi diperoleh Maroeto ketika bertemu dengan Soedarsono di Desa Parapatan, sebelah barat Palimanan, saat mengungsikan keluarganya selang satu hari sebelum teks dibacakan di Cirebon. Soedarsono mengira Maroeto membawakan teks proklamasi dari Sjahrir. ”Saya sudah bersepeda 60 kilometer hanya untuk mendengar, Sjahrir tidak berbuat apa-apa. Katakan kepada Sjahrir, saya akan membuat proklamasi di Cirebon,” ungkap Hadidjojo dalam buku Ayahku Maroeto Nitimihardjo “Mengungkap Rahasia Gerakan Kemerdekaan”. Sayang, jejak teks proklamasi yang dibacakan Soedarsono tak berbekas. Tak ada yang memiliki dokumennya. Kisah berseberangan diungkap Des Alwi, anak angkat Sjahrir. Menurut Des, Teks Proklamasi yang dibacakan Soedarsono adalah hasil karya Sjahrir dan aktivis gerakan bawah tanah lainnya. Penyusunan Teks Proklamasi ini, antara lain, melibatkan Soekarni, Chaerul Saleh, Eri Sudewo, Johan Nur, dan Abu Bakar Lubis. Penyusunan teks dikerjakan di Asrama Prapatan Nomor 10, Jakarta, pada 13 Agustus. Asrama Prapatan kala itu sering dijadikan tempat nongkrong para anggota gerakan bawah tanah. Des hanya mengingat sebaris teks proklamasi versi kelompok gerakan bawah tanah ”Kami bangsa Indonesia dengan ini memproklamirkan Kemerdekaan Indonesia karena kami tak mau dijajah dengan siapa pun juga.” Dalam buku Rudolf Mrazek berjudul Sjahrir, Sjahrir mengatakan Teks Proklamasinya diketik sepanjang 300 kata. Teks itu bukan berarti anti-Jepang atau anti-Belanda. ”Pada dasarnya menggambarkan penderitaan rakyat di bawah pemerintahan Jepang dan rakyat Indonesia tidak mau diserahkan ke tangan pemerintahan kolonial lain,” kata Sjahrir seperti ditulis dalam buku Mrazek. Sjahrir pun mengatakan kehilangan Teks Proklamasi yang disimpannya. Selain mempersiapkan proklamasi, Sjahrir dengan semangat tinggi mengerahkan massa menyebarkan ”virus” proklamasi. Stasiun Gambir dijadikan arena untuk berdemonstrasi. Stasiun radio dan kantor Polisi Militer pun sempat akan diduduki. Kala itu, Des dan sekelompok mahasiswa bergerak hendak membajak stasiun radio Hoosoo Kyoku di Gambir agar Teks Proklamasi tersebar. Usaha tersebut gagal karena Kenpeitai menjaga rapat stasiun radio tersebut. Namun, simpul-simpul gerakan bawah tanah terus bergerak cepat, menderu-deru dari satu kota ke kota lain, menyampaikan pesan Sjahrir. Dan keinginan Sjahrir agar Proklamasi Indonesia segera didengungkan itu pun sampai di Cirebon. Diolah dari berbagai sumber. . 62 79 138 274 218 224 489 132

apa yang dilakukan pemuda setelah mendengar berita kekalahan jepang