Tindakanpenanganan dilakukan oleh lembaga-lembaga negara yang mempunyai fungsi utama untuk menegakkan hukum, seperti berikut. Kepolisian melakukan penanganan terhadap kasus-kasus yang berkaitan dengan pelanggaran terhadap hak warga negara untuk mendapatkan rasa aman, seperti penangkapan pelaku tindak pidana umum (pembunuhan, perampokan, penganiayaan dan sebagainya) dan tindak pidana terorisme.
Berdasarkan fungsi Pancasila sebagai dasar negara, fungsi dari lembaga peradilan untuk menerapkan dan menegakkan hukum dan keadilan yang berlandaskan dasar negara. Lembaga peradilan berfungsi sebagai penegak hukum bertugas untuk memeriksa, mengadili, dan memutus setiap perkara yang diajukan kepadanya agar mendapatkan yang masuk tidak boleh ditolak hakim pengadilan dengan alasan tidak mampu atau tidak ada hukum yang dapat dipakai untuk menyelesaikannya. Jenis perkara yang masuk disesuaikan dengan tugas dan kewenangan dari tiap lembaga peradilan yang ada. Jadi, melaksanakan kekuasaan kehakiman di Indonesia untuk menegakkan hukum dan keadilan adalah peranan lembaga Lembaga Peradilan dan fungsi lembaga peradilan Peradilan Mahkamah AgungMahkamah Agung sebagaimana diatur di dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004. sebagai pembenahan Undang-Undang tahun 1985, tugas mahkamah agung menurut undang-undang adalah pemegang Pengadilan Negeri Tertinggi dari semua Lingkungan Peradilan, yang dalam melaksanakan tugasnya terlepas dari pengaruh pemerintah dan pengaruh-pengaruh Agung berkedudukan di Ibu Kota Negara Republik Indonesia atau di lain tempat yang ditetapkan oleh Presiden. Pimpinan Mahkamah Agung terdiri dari seorang Ketua, seorang Wakil Ketua, dan beberapa orang Ketua Muda. Tiap-tiap bidang dipimpin oleh seorang Ketua Muda yang dibantu oleh beberapa Hakim Anggota Mahkamah Agung, yaitu Hakim Mahkamah Agung dalam sistem pemerintahan di Indonesia adalah sebagai berikut Melakukan controlling terhadap penyelenggaraan peradilan di setiap ruang lingkup peradilan dalam melaksanakan kekuasaan prilaku dan perbuatan para tugas dan fungsi hakim agung di setiap lingkungan peradilan dalam menjalankan dengan cermat semua perbuatan para hakim di semua lingkungan peradilan untuk mengurangi penyebab terjadinya tindakan penyalahgunaan kepentingan negara dan keadilan Mahkamah Agung memberi peringatan, teguran, dan petunjuk yang dipandang perlu baik dengan surat tersendiri, maupun dengan surat UmumMenurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum, Pengadilan umum dibentuk oleh Menteri Kehakiman dengan persetujuan Mahkamah Agung yang mempunyai kekuasaan hukum pengadilan. Dengan adanya perubahan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2004, maka pembentukan Pengadilan Umum beserta fungsi dan kewenangannya ada pada Mahkamah Agung. Jenis peradilan negeri dan fungsinya adalah sebagai berikuta. Peradilan tingkat Tingkat Pertama mempunyai fungsi memeriksa tentang sah atau tidaknya suatu penangkapan atau penahanan yang diajukan oleh tersangka, keluarga atau kuasanya kepada pemimpin Pengadilan dengan menyebutkan penangkapan para koruptor yang memberikan dampak korupsi bagi negara dan masyarakat maka dari itu peradilan pertama harus memeriksa sah tidaknya penangkapan. Tugas dan wewenang pengadilan negeri adalah memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara pidana dan perdata di tingkat pertama. Dalam hal membangun karakter bangsa diera globalisasi peradilan tingkat pertama juga memberikan peran penting dalam menahan tersangka dengan alasan dan bukti yang Peradilan Tingkat KeduaPengadilan Tingkat Kedua disebut juga Pengadilan Tinggi yang dibentuk dengan undang-undang. Daerah hukum Pengadilan Tinggi berkedudukan di ibukota provinsi. Pengadilan Tinggi, disebut juga sebagai Pengadilan Tingkat Pengadilan Tingkat Kedua adalah Menjadi ketua bagi pengadilan Negeri di dalam daerah kontrol terhadap jalannya peradilan di dalam daerah hukum dan menjaga supaya peradilan itu diselesaikan dengan seksama dan sewajarnya dan hal ini diharapkan dapat mengurangi penyebab terjadinya penyalahgunaan kewenangan bagi mereka yang berlaku curang mengenai hukum dan meneliti perbuatan para hakim pengadilan negeri di daerah kepentingan negara dan keadilan, Pengadilan Tinggi dapat memberi peringatan teguran, dan petunjuk yang dipandang perlu kepada Pengadilan Negeri dalam daerah Peradilan Agama Undang-undang Tahun 1989.Pengadilan agama adalah pengadilan yang memiliki fungsi untuk memeriksa dan memutuskan perkara-perkara antara orang islam, yang berkaitan dengan nikah, rujuk, cerai dan lain-lainnya. Dalam hal keputusan permasalahan pengadilan agama dinyatakan berlaku oleh pengadilan negeri. mahkamah Islam Tinggi adalah pengadilan yang merupakan hakim banding bagi pengadilan agama. d. Peradilan Militer Undang-undang Tahun 1997.Adapun fungsi dari pengadilan militer adalah mengadili dalam ruang lingkup lapangan pidana. Dari sini bisa dilihat juga kekuatan militer Indonesia dan sekutunya. Beberapa orang yang pada saat melakukan tindak pidana itu dapat diadili oleh oleh pengadilan militer adalah sebagi berikut Anggota TNI ataupun PolriSeseorang yang pada waktu itu adalah orang yang dengan undang-undang yang sama dengan anggota TNI dan Polri, yang dimaksud dalam poin yang pada waktu itu adalah anggota suatu golongan atau jawatan yang dipersamakan atau dianggap sebagai anggota TNI dan Polri oleh atau berdasar termasuk a-c tetapi menurut Keputusan Mentri Kehakiman diadili oleh pengadilan militer. e. Peradilan Tata Usaha undang-undang Tahun 1986.Pengadilan Tata Usaha Negara PTUN adalah suatu badan yang memiliki fungsi pengawasan dan memutus dalam hal ini sengketa tata usaha dalam Negara di tingkat pertama. Keputusan tata usaha Negara adalah suatu keputusan yang berisi tindakan hukum badan tata usaha Negara berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku menertibkan akibat hukum bagi seseorang atau badan Mahkamah KonstitusiDalam peradilan Mahkamah Konstitusi mempunyai fungsi sebagai lembaga peradilan untuk menegakkan hukum dan keadilan. Fungsi Mahkamah Konstitusi dapat diketahui dari latar pembentukannya yaitu sebagai penegak supremasi konstitusi Didalam penjelasan umum undang-undang Mahkamah Konstitusi dijelaskan bahwa tugas mahkamah konstitusi menurut UUD 1945 dan fungsinya adalah menangani perkara ketatanegaraan atau perkara konstitusional tertentu dalam rangka menjaga konstitusi dan mengurangi penyebab terjadinya tindakan penyalahgunaan kewenangan yang dimana hal ini menjadi tanggung jawab MK sesuai dengan kehendak rakyat dan cita-cita fungsi Mahkamah Konstitusi dalam sistem pemerintahan di Indonesia merupakan hal yang penting dalam menjalankan fungsi peradilan terhadap kasus-kasus yang berkaitan dengan judicial review, sengketa kewenangan antar lembaga Negara, pembubaran partai politik, dan hasil pemilihan umum. Putusan mahkamah konstitusi yang hanya sekali tanpa ada peluang banding apalagi kasasi diharapkan akan mewujudkan pengadilan yang cepat sehingga tidak menjadi kasus yang berkepanjangan. Wewenang mahkamah konstitusi menurut UUD 1945 sebagaimana tertera pada ketentuan pasal 24C UUD Komisi YudisialFungsi Komisi Yudisial adalah menjadi penghubung antara kekuasaan pemerintah dan kekuasaan kehakiman dalam hal menjamin mendirinya kekuasaan kehakiman dari pengaruh terhadap kekuasaan tertentu, juga khususnya kekuasaan pemerintah. Tugas Komisi yudisial menurut UUD 1945 untuk melakukan monitoring yang intensif terhadap kekuasaan kehakiman dengan melibatkan unsur-unsur masyarakat dalam spektrum yang seluas-luasnya dan bukan hanya monitoring internal saja.Beberapabukti pembentukan lembaga peradilan di Indonesia, antara lain sebagai berikut: 1. Undang-Undang Darurat No.1 Tahun 1951 tentang peradilan dalam Lingkungan peradilan Umum. 2. Unadang-Undang No.13 Tahun 1965 tentang mahkamah agung yang diperbarui dengan Undang-Undang No.14/1985. 3. Undang-undang No.14 Tahun 1970 Tentang Ketentuan
Kini waktunya MA dan Komnas HAM saling melengkapi dan menguatkan dalam bingkai komitmen penegakan HAM tanpa harus mencampuri independensi Mahkamah Agung Republik Indonesia, Prof. Muhammad Syarifuddin berpesan kepada para hakim agar mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan dalam mewujudkan keadilan yang sejati serta menjunjung tinggi hak asasi manusia. Ini disampaikan saat pidato pengukuhan dirinya sebagai Guru Besar Tidak Tetap Bidang Ilmu Hukum Pidana pada Fakultas Hukum Universitas Diponegoro, 11 Februari 2021. Pesan humanis ini bernilai penting karena lembaga peradilan berperan strategis dalam penegakan hak asasi manusia HAM.Itu bukan pertama kalinya Ketua MA berbicara tentang HAM. Pada tiga kesempatan berbeda, Ketua MA juga menyoroti tugas dan fungsi lembaga peradilan dalam hubungannya dengan HAM. Tampaknya ada harapan praktik HAM di lembaga peradilan akan lebih maju di bawah kepemimpinan Ketua MA ke-14 diskusi publik virtual tentang “Persidangan Pidana Elektronik dan Implikasinya terhadap Hak Asasi Manusia”, 10 Desember 2020, Ketua MA menyatakan Peraturan MA Nomor 4 Tahun 2020 tentang Administrasi dan Persidangan Perkara Pidana di Pengadilan Secara Elektronik diberlakukan untuk membantu pencari keadilan menyelesaikan perkara di tengah Pandemi Covid-19 dengan tetap menghormati HAM. Perma E-Litigasi Pidana untuk menjamin perlindungan hak setiap orang dalam proses peradilan, khususnya hak-hak terdakwa. Mereka harus secepatnya mendapatkan kepastian hukum karena ada batas waktu penahanan terdakwa, dan hal ini berkaitan erat dengan webinar nasional “Mendorong Perwujudan Akomodasi yang Layak bagi Difabel dalam Proses Peradilan”, 27 Oktober 2020, Ketua MA mengatakan pengadilan lahir dan menjadi bagian tidak terpisahkan dari konsep negara hukum dengan tujuan melindungi hak-hak setiap warga negara, tak terkecuali penyandang disabilitas. Kehidupan bernegara akan timpang jika hak-hak penyandang disabilitas diabaikan, dan mereka berhak atas tindakan afirmasi dari organ-organ negara sebagaimana diatur dalam Pasal 5 ayat 3 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi acara diskusi publik virtual “Peran Pengadilan dalam Melaksanakan Tanggung Jawab Hak Asasi Manusia”, 12 Oktober 2020, Ketua MA menegaskan lembaga peradilan mengemban tugas negara untuk menghormati, melindungi, dan memenuhi HAM. Para hakim dalam melaksanakan wewenangnya memeriksa, mengadili, dan memutus perkara yang bersinggungan dengan HAM harus senantiasa kembali ke hakikat serangkaian pernyataan visioner Ketua MA merupakan komitmen serius dan terwujud secara riil, penegakan HAM akan lebih terjamin melalui peran lembaga peradilan di lingkungan MA. Ini sebetulnya mandat konstitusional yang juga harus diemban oleh cabang kekuasaan yudisial sebagaimana termaktub dalam Pasal 28I Ayat 4 Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun bagian dari proses penegakan hukum integrated justice system, cabang kekuasaan kehakiman berperan krusial menegakkan HAM. Sebagai pengemban amanat menegakkan keadilan court of justice, lembaga peradilan adalah benteng terakhir bagi para pencari keadilan justiciabelen untuk berharap hak asasi mereka direalisasikan negara. Lembaga peradilan melalui putusannya dapat memastikan HAM setiap orang dan setiap warga negara tidak dilanggar, baik oleh cabang kekuasaan negara dan aparat penegak hukum maupun oleh individu dan kelompok masyarakat. Singkatnya, meminjam kalimat Helle Krunke dan Martin Scheinin dalam buku Judges as Guardians of Constitutionalism and Human Rights 2016 1, lembaga peradilan memainkan peran penting melindungi konstitusionalisme dan hak-hak fundamental individu.Lembagaperadilan adalah alat perlengkapan negara yang bertugas mempertahankan tetap tegaknya hukum nasional. Jika terjadi pelanggaran hukum maka pelaku pelanggaran hukum harus dihadapkan ke muka pengadilan. Pengadilan atau badan peradilan merupakan satu lembaga penegakan hukum di Indonesia.
Lembagaperadilan melakukan perannya untuk menjatuhkan vonis berdasarkan kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara. Dalam hubungannya dengan penegakan hhak dan kewajiban warga negara, Pancasila mengajarkan : a. Sesuangguhnya Tuhan Yang Maha Esa adalah pencipta alam semesta. b.
– Sebagai negara hukum, Indonesia pastinya memiliki kekuasaan yudikatif. Kekuasaan yudikatif dalam negara Indonesia disebut sebagai kekuasaan kehakiman. Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan negara yang merdeka untuk menjalankan sistem peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila dan UUD RI Tahun buku Sistem Peradilan Di Indonesia Dalam Teori dan Praktik 2018 karya Adi Sulistiyono, pelaksanaan kekuasaan kehakiman di Indonesia dilakukan oleh lembaga peradilan. Terdapat beberapa jenis lembaga peradilan, di antaranya Lembaga Peradilan Umum Pelaksanaan kekuasaan kehakiman di lembaga peradilan umum dilakukan oleh pengadilan negeri, pengadilan tinggi, dan mahkamah agung. Pengadilan negeri memiliki tugas memeriksa, memutuskan, dan menyelesaikan perkara pidana dan perdata di tingkat pertama. Baca juga Pelanggaran HAM Jenis dan Contoh KasusSedangkan pengadilan tinggi memiliki tugas menyelesaikan perkara pidana dan perdata pada tingkat kedua atau banding. Kekuasaan tertinggi lingkup peradilan di Indonesia dipegang oleh Mahkamah Agung. Mahkamah Agung memiliki tugas membina lembaga peradilan yang ada di bawahnya. Tidak hanya itu, Mahkamah Agung juga memiliki tugas yang lain. Menurut Pasal 20 Ayat 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman, Mahkamah Agung berwenang, sebagai berikut Mengadili pada tingkat kasasi terhadap putusan yang diberikan pada tingkat terakhir oleh pengadilan di semua lingkungan peradilan yang berada di bawah Mahkamah Agung, kecuali undang-undang menentukan lain. Menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap undang-undang. Kewenangan lainnya yang diberikan undang-undang, misalnya memberikan pertimbangan hukum kepada presiden dalam hal pemohonan grasi dan rehabilitasi. Baca juga Penggolongan Hukum di Indonesia Lembaga Peradilan Agama Lembaga peradilan agama adalah pelaku kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan yang beragama islam. Menurut Pasal 49 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2006 Tentang Peradilan Agama, tugas peradilan agama yaitu memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam di bidang perkawinan, waris, wasiat, hibah, wakaf, zakat, ifaq, shadaqah, dan ekonomi syari’ah. Laluapa saja lembaga perlindungan HAM? Simak pembahasan berikut ini! Daftar Isi 1. POLRI (Kepolisian Negara Republik Indonesia) 2. Komnas (Komisi Nasional) HAM 3. Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan 4. KPAI (Komnas Perlindungan Anak Indonesia) 5. Pengadilan HAM 6. Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi 7.